Hasil
Observasi Kelompok 8 ( Genap )
Nama kelompok : Ketua : Evelyn (13-076) – Saya sendiri
Anggota : Fariz Hafizhan (13-026)
Aji Damadan (13-056)
Syaila Annury (13-058)
Malindo Agnes (13-136)
1.
OBSERVASI
Kami melakukan
observasi di SMA Cahaya selama 2 hari. Observasi pertama yang dilakukan oleh
kelompok kami adalah pada tanggal 03 Maret 2014. Pada hari pertama, kami melihat
bagaimana sistem pengajaran guru di kelas XI IPS1. Kami juga melihat bagaimana
sikap murid terhadap guru yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Kemudian
pada keesokan harinya, yaitu tanggal 04 Maret 2014, kami melakukan observasi
pada setting lokasi sekolah secara menyeluruh.
2.
LOKASI
SMA Cahaya : Jl. Hayam
Wuruk No. 11 Medan
3.
WAKTU
Senin, 03 Maret 2014
pukul 11.00-11.30
Selasa, 04 Maret 2014
pukul 11.30-12.30
4.
HASIL OBSERVASI
Dari observasi mengenai
dinamika pembelajaran di kelas, kelompok kami melihat bahwa dinamika
pembelajaran antara siswa dan guru berjalan dengan baik. Banyak interaksi
antara guru dan siswa. Guru sangat serius dalam mengajar dan terkadang guru
menyelinginya dengan bercandaan untuk mencairkan suasana. Agar materi mudah
dipahami oleh murid-muridnya, guru memberi contoh yang nyata pada murid. Guru melibatkan murid pada proses
pengajarannya. Misalnya, guru memberi contoh di papan tulis dan memanggil 1
orang siswa untuk menyelesaikan soal tersebut. Kemudian guru memberikan soal
latihan kepada semua murid supaya guru mengetahui apakah muridnya sudah
benar-benar mengerti atau belum mengerti. Untuk murid yang belum begitu
mengerti, guru memberikan waktu kepada murid yang digunakan untuk bertanya
kepada teman yang lebih mengerti (kerja kelompok). Sehingga murid akan menjadi
lebih aktif. Guru juga berjalan untuk memperhatikan murid-muridnya dan membantu
murid yang mengalami kesukaran dalam menyelesaikan soal-soal.
Cara berbicara guru
sangat jelas dan tegas dalam menyalurkan
materi kepada muridnya. Guru juga dapat berkomunikasi dengan baik kepada
murid-muridnya. Sehingga materi dapat tersalurkan denga baik kepada muridnya.
Guru memakai bahasa yang mudah dimengerti. Sehingga proses pengajaran berjalan
cukup baik.
Sorot tatap mata guru
tajam kepada murid-muridnya yang berarti guru sangat antusias dalam proses
mengajar sehingga murid terlihat sangat menangkap materi yang diberikan oleh
gurunya.
Body language guru
terlihat sangat memperkuat pengaruh komunikasi antara guru dengan murid. Guru
terlihat menekankan suatu pesan dalam body languagenya. Contohnya:
ketika guru membuat sebuah contoh kepada muridnya, maka dia langsung
mempraktekkan apa yang sedang beliau jelaskan.
5. ANALISIS SINGKAT DENGAN TEORI BELAJAR
- Pengetahuan dan Keahlian Profesional
- Penguasaan Materi Pelajaran.
Guru yang efektif
menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik.
Guru juga harus mempunyai strategi pengajaran yang didukung oleh metode
penetapan tujuan, rancangan pelajaran, dan manajemen kelas. Mereka juga
memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Di kelas
yang kami observasi, guru yang mengajar sudah menguasai materi pelajaran dengan
baik dan sangat bagus dalam menyalurkan materinya. Tetapi, di dalam kelas belum
ada teknologi yang mendukung proses pembelajaran, seperti layar proyektor.
Namun, murid-murid tetap bersemangat dalam menerima materi yang diberikan oleh
guru.
Dalam strategi
pengajaran terdapat prinsip konstruktivisme yang merupakan inti dari
filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Konstruktivisme menekankan
agar individu dapat secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan
pemahaman. Konstruktivisme juga menekankan pada kolaborasi anak-anak untuk
saling bekerja sama supaya dapat mengetahui dan memahami pelajaran. Berdasarkan
observasi kelompok kami, guru yang di dalam kelas menggunakan prinsip
konstruktivisme, di mana guru mendorong anak untuk berpikir secara kritis.
Murid-murid diberikan soal latihan dan guru membiarkan murid mencari jawaban
atas soal yang telah diberikan dengan membentuk kelompok. Mereka dituntut untuk
menjadi lebih aktif dan dapat memecahkan soal tersebut.
Guru harus menentukan
tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu. Dalam
menyusun rencana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa menantang
sekaligus menarik. Dalam kelas, dapat dilihat bahwa guru menyuruh 1 orang murid
untuk menyelesaikan soal di depan. Dengan begini, murid akan tertantang untukk
menyelesaikan soal tersebut. Tetapi murid yang di depan kurang mengerti
bagaimana harus menjawab soal matematika tersebut. Sehingga akhirnya guru
membantu menjelaskan kepada murid yang di depan sekaligus melakukan interaksi
dengan murid-murid yang duduk di bangku. Tujuan dari guru adalah supaya murid
tersebut dapat meraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya.
Aspek penting lain untuk
menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan
mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru juga harus membangun dan
mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Dalam kelas yang kami
observasi, guru sudah memiliki keahlian manajemen dalam kelas. Terkadang guru
akan mendiamkan murid jika ada yang berbicara. Suasana kelas lumayan kondusif
karena mereka cukup mendengarkan dan memerhatikan guru dengan seksama. Guru
juga aktif berinteraksi kepada murid-murid, sehingga mereka tetap aktif
bersama. Tetapi suasana mulai sedikit ribut ketika sudah dibentuk kelompok. Hal
tersebut lumayan wajar, karena jika dibentuk kelompok maka murid-murid akan
menerima dan ikut berbicara dan bertanya mengenai bagian mana yang belum dipahami. Guru juga memonitoring
dalam kerja kelompok tersebut.
5. Keahlian Motivasional
Guru yang efektif punya
strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Dalam kelas yang
diobservasi, guru memotivasi murid dengan terus memberikan soal-soal yang baru
dan sulit. Jadi dengan demikian, murid akan termotivasi untuk memecahkan soal
tersebut meskipun mendapatkan soal yang baru dan sulit.
6. Keahlian Komunikasi
Guru yang efektif juga
bekerja untuk meningkatkan keahlian komunikasi dengan murid. Dalam observasi
kami, ini dapat dilihat ketika guru menyalurkan materi kepada murid-muridnya.
Komunikasi menjadi hal yang penting. Karena dengan komunikasi yang bagus, murid
dapat dengan mudah mencerna apa yang disampaikan oleh gurunya dan murid juga
mengerti sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam materi yang telah
disampaikan tersebut.
- TEORI PIAGET
Murid-murid
sudah menggunakan tahap operasional formal. Pada pemikiran ini, remaja akan
berpikir lebih abstrak, idealistis, dan logis. Hal ini terlihat dari segi murid
mengerjakan soal tersebut. Murid sudah bisa berpikir rumus mana yang cocok
untuk digunakan dalam mengerjakan soal tersebut. Murid juga sudah bisa
membedakan rumus yang berbeda-beda dengan penggunaannya. Kemudian, murid akan
mengevaluasi rumus tersebut dengan membuat kerangka-kerangka dari rumus
tersebut. Ketika sudah mendapatkan jawaban dari soal tersebut, maka murid akan
diminta untuk menginterpretasikan data tersebut.
- TEORI LEV VYGOTSKY
- Gunakan zone of proximal development
Scaffolding adalah teknik untuk mengubah bantuan level untuk belajar. Hal ini juga di terapkan oleh guru matematika tersebut. Guru mengawasi murid yang sedang mengerjakan soal, jika murid tampak ragu, maka guru akan memberikan bantuan dan menjelaskannya kepada murid.
Dalam teori Vygotsky, bukan hanya orang dewasa saja yang penting dalam membantu murid, tetapi murid juga bisa mendapat manfaat atau petunjuk dari teman yang lebih ahli. Hal ini juga tampak pada kelas matematika ini. Guru membentuk kerja kelompok untuk para murid dalam membuat tugas. Di mana murid saling bertanya kepada murid lain yang lebih mengerti dari mereka.
4. Dorong
pembelajaran kolaboratif dan sadari bahwa pembelajaran melibatkan suatu
komunitas orang yang belajar.
Anak tidak belajar
sendiri. Melainkan bekerja sama dalam komunitas pelajar. Hal ini dapat dilihat
dari kerja kelompok yang dibentuk. Mereka bekerja sama dalam memecahkan
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
- PANDANGAN SIEGLER
Robert
Siegler (1998) mendeskripsikan tiga karakteristik dari pendekatan pemrosesan
informasi, yaitu : proses berpikir, mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
1. Pemikiran
Menurut
pandangan Siegler, berpikir adalah pemrosesan informasi. Siegler menyatakan bahwa
ketika anak merasakan, melakukan penyandian, mempresentasikan, dan menyimpan
informasi dari dunia sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses berpikir.
Dalam observasi, kami melihat bahwa semua murid-murid di kelas menggunakan
proses pemikiran ini. Hal ini terlihat jelas sejak proses pengajaran
berlangsung. Setiap murid yang menerima pelajaran pasti akan menyimpan
pelajaran tersebut di dalam memori dengan melakukan pengkodean (penyandian)
terlebih dahulu. Apabila murid bingung terhadap materi yang diajarkan, berarti
murid sedang melakukan proses berpikir. Guru akan menjelaskan sampai mereka
benar-benar mengerti mengenai materi tersebut.
2. Mekanisme
Pengubah
Ada
mekanisme yang bekerja sama menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif
anak:
- Encoding (penyandian)
Encoding
adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Dalam observasi kelas
matematika, murid melakukan penyandian terhadap materi-materi yang baru
diajarkan. Misalnya dalam segi rumus. Murid akan membuat penyandian terhadap rumus.
Sehingga murid mengetahui kapan rumus tersebut dapat digunakan pada soal yang
tepat.
- Otomatisitas
Otomatisitas
adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit. Dalam kelas
matematika tersebut, murid-murid tidak mungkin memproses infomasi dengan
sedikit. Karena dalam pelajaran matematika diperlukan informasi yang banyak
supaya dapat lebih memahami materinya dan supaya tidak terjadi kesalahan dalam
penggunaan rumus.
- Konstruksi Strategi
Konstruksi
strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses informasi. Siegler
mengatakan bahwa anak perlu menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
mengoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relevan
untuk memecahkan masalah. Pada kelas matematika, murid-murid memakai konstruksi
strategi dalam menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru. Di mana murid
menggabungkan pengetahuan yang baru didapat dengan pengetahuan yang sudah
didapat sebelumnya. Sehingga murid dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut
dengan menggunakan pengetahuan yang telah digabung tersebut. Seperti yang
dilakukan oleh guru matematika, guru mengulang kembali pelajaran dari kelas
sebelumnya, supaya murid-murid tetap meningat dan supaya mereka mengetahui
bahwa dalam pelajaran tersebut masih berkaitan dengan materi dari kelas
sebelumnya.
- Generalisasi
Anak
perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan, strategi pada problem lain.
Pada pertanyaan yang baru dan sulit murid akan menyusun strategi untuk
memecahkan pertanyaan dalam kondisi yang baru.
3. Modifikasi
Diri
Mereka
menggunakan pengetahuan dan strategi
yang telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada situasi pembelajaran
yang baru. Dalam kelas matematika tersebut, murid-murid menggunakaan
pengetahuan yang telah dimiliki dan menyesuaikan pengetahuan tersebut dengan
bentuk pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setiap pengetahuan akan diproses
dan dari proses tersebut, murid akan mendapatkan solusi yang tepat untuk memecahkan
pertanyaan tersebut.
6.
KESIMPULAN
Dari hasil observasi
kelompok kami, kami dapat melihat bahwa proses pengajaran lumayan bagus. Guru
tidak hanya fokus pada murid yang di depan, tetapi guru aktif dan menguasai
kelas dengan baik. Sehingga murid yang duduk di belakang juga aktif mengikuti
pembelajaran. Guru terlihat mengulangi
pelajaran kelas X untuk mengingatkan muridnya bahwa pelajaran tersebut ada
kaitannya. Dan pembelajaran yang dipakai guru tersebut memberikan kesempatan
kepada murid untuk bertanya pada murid lainnya yang lebih mengerti untuk
menyelesaikan soal-soal yang dianggap sukar (kerja kelompok). Sehingga murid
dapat berperan aktif secara bersama. Interaksi antara guru dan murid juga terus
dipakai agar tidak terjadinya kecanggungan antara guru dan siswa. Memang di
dalam kelas tidak terdapat proyektor untuk mendukung proses pengajaran. Tetapi
hal tersebut tidak menjadi hambatan kepada muridnya. Semua murid tetap antusias
mendengarkan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Menurut kelompok
kami, fasilitas sekolah lumayan lengkap. Karena terdiri dari beberapa laboratorium
yang mendukung proses pembelajaran murid. Misalnya laboratorium komputer. Lab
komputer tersebut sangat mendukung karena murid dapat mempelajari teknologi
dengan mendapatkan informasi yang terupdate.
7.TESTIMONI
KELOMPOK
Evelyn
Observasi ini lumayan seru
dan membutuhkan perjuangan. Persiapan sangat dibutuhkan dalam melakukan
observasi. Kelompok kami agak sedikit bingung dikarenakan adanya anggota
kelompok yang tidak mau ikut berpendapat. Pada saat mau melakukan observasi,
kami agak susah untuk mengatur waktunya, karena adanya jadwal yang tidak cocok
dengan anggota lain. Namun pada akhirnya, kami dapat melakukan observasi
tersebut. Banyak rintangan dari observasi ini, salah satunya adalah persiapan
kelompok belum begitu matang dan terjadi perbedaan pendapat. Tetapi
mendengarkan pendapat yang lebih cocok dengan situasi tersebut sangat menjadi
hal yang penting. Kami lebih belajar untuk mendengarkan dan menghargai pendapat
orang lain. Pembelajaran dan pengajaran di sekolah tersebut berjalan dengan bagus.
Penyampaian materi sangat mudah dicerna oleh murid-muridnya, karena pada saat
pengajaran, guru memakai contoh yang mudah dan dipahami oleh semua murid. Tentunya
observasi ini sangat menambah pengalaman dan pengetahuan saya dalam bidang
psikologi pendidikan ini.
Fariz
Hafizhan
Tugas yang diberikan
Ibu sangat baik untuk pengetahuan kami untuk ke depannya. Pada awal mau
melakukan observasi, kami terlebih dahulu menentukan sekolah mana yang akan
kami observasi. Kemudian kami sekelompok menentukan untuk observasi ke SMA
Cahaya Medan. Kemudian kami meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah
untuk melakukan observasi. Setelah diizinkan masuk untuk observasi, kami
sekelompok membagi tugas ke masing-masing anggota hingga sampai selesainya
observasi. Menurut saya, observasi yang kami lakukan sangat menarik dan bermanfaat
bagi kami di dalam ruang lingkup psikologi pendidikan. Terima kasih bu, atas
tugas yang telah diberikan kepada kami.
Aji
Damadan
Cara pengajaran pada
saat observasi sangat baik, dikarenakan cara menjelaskan materi yang dibawakan
oleh guru sangat focus sehingga membuat murid semakin mengerti mengenai apa
yang dijelaskan oleh guru dan juga adanya komunikasi yang baik antara murid dan
guru. Sehingga suasana kelas semakin hidup dan lebih berwarna.
Syaila
Annury
Observasi ini cukup
menambah banyak pelajaran kepada saya. Meskipun awalnya sangatlah sulit untuk
mendapatkan izin dari sekolah tersebut. Di sekolah ini, saya mendapatkan
pelajaran tentang toleransi, karena meskipun saya seorang muslimah yang memakai
jilbab, baik guru-gurunya maupun murid-murid di sekolah tersebut tetap bersikap
ramah dan sopan serta santun terhadap kehadiran saya di tengah-tengah mereka.
Di sekolah ini, saya juga melihat tenaga pendidik maupun muridnya sangatlah
akrab seperti tidak ada jarak di antara mereka. Murid di kelas yang kami
jadikan penelitian menunjukkan respon yang cukup baik. Mereka belajar sangat
serius tetapi santai, cara belajarnya sangat asyik, karena meskipun diberikan
materi dengan pertanyaan-pertanyaan langsung, mereka tetap aktif belajar, guru
juga sesekali memberikan candaan sebagai selingan. Menurut saya, observasi
psikologi pendidikan ini sangat seru. Karena banyak pelajaran yang dapat
diambil.
Malindo
Agnes
Observasi yang kami
lakukan mengenai cara mengajar guru berjalan dengan baik. Pelajaran yang
disampaikan oleh guru kepada murid dapat diterima dan ditangkap dengan baik
oleh murid. Tujuan guru pun tercapai, yaitu murid-muridnya berhasil mengenal dan
memakai konsep yang diajarkan oleh guru. Kerja kelompok yang dibentuk sangat
membantu cara belajar murid, karena dengan begitu murid akan lebih aktif.
0 komentar:
Posting Komentar