Haloo.. Pada postingan kali ini
saya akan membahas mengenai pendidikan multikultural.
Pendidikan multikultural adalah
pendidikan yang menghargai diversitas dan mewadahi persperktif dari beragam
kelompok kultural atas dasar basis regular. Di Medan, ada sekolah yang berbasis pendidikan multikultural yang didirkan oleh tokoh masyarakat, ada yang tahu siapakah orangnya? Beliau adalah Dr. Sofyan Tan. Pada tahun 1987 ia mendirikan Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) di Sunggal. Tujuannya yaitu untuk mengembangkan pendidikan bagi semua anak-anak, dengan asas pembauran. Di sekolah yang didirikannya itu tidak ada kelompok mayoritas dan minoritas. Murid-murid sekolahnya terdiri dari anak-anak Tionghoa, Melayu, Batak, India, dll. Sekolah ini mempunyai reputasi yang sangat baik. Di Sekolah Dasar, murid-murid sudah mulai diajarkan bahasa Inggris. Kemudian bahasa Jepang diajarkan pada tingkat yang lebih tinggi.
Tujuan Pendidikan Multikultural:
1. Pemerataan kesempatan bagi semua murid
2.Mempersempit gap prestasi akademik antara murid kelompok utama dengan minoritas.
Memberdayakan Murid
Istilah pemberdayaan (empowerment) berarti memberi orang kemampuan intektual dn keterampilan
memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang adil.
Harapannya yaitu:
a. Meningkatkan
harag diri minoritas, mengurangi prasangka dan memberi kesempatan pendidikan yang setara
e b. Membantu
mayoritas untuk menjadi lebih toleran kepada minoritas
c. Mengembangkan
beragam perspektif dalam kurikulumnya.
Meningkatkan Hubungan di Antara
Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
Ada sejumlah strategi dan
program untuk meningkatkan hubungan antar-anak dari kelompok etnis yang
berbeda-beda, yaitu:
1. Kelas
Jigsaw
Ketika
psikolog sosial Eliot Aronson masih menjadi professor di University of Texas di
Austin, sistem sekolah mengontaknya untuk mencari ide untuk
mengurangipenignkatan ketegangan rasial di kelas. Kemudian Aronson
mengembangkan konsep kelas jigsaw. Pada kelas ini, murid dari latar belakang
kultural yang berbeda diminta untuk bekerja sama untuk mengerjakan beberapa
bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.
2. Tim
Olahraga
Bentuklah
sebuah tim, misalnya tim basket. Dimana anggota-anggota tim tersebut terdiri
dari kultural yang berbeda-beda. Atau bisa juga antara teman yang sedang
bermusuhan dengan temain lainnya. Dengan membuat mereka menjadi satu tim, maka
rasa permusuhan itu akan hilang, karena mereka pasti akan bekerja sama untuk
membuat tim mereka menang.
3. Produksi
drama
Sama
seperti yang di atas, bentuklah sebuah tim drama yang terdiri dari bebrbagai
suku atau etnis yang berbeda. Kemudian hubungkan mereka dalam peran yang
ceritanya saling berkaitan.
4. Pentas Musik
4. Pentas Musik
Di sini
juga sama seperti yang di atas, bentuklah sebuah grup musik yang terdiri dari
semua etnis dengan masing-masing alat musik yang harus dimainkan. Setelah itu,
tampilkanlah hasil latihan itu ke dalam pentas musik.
Komponen untuk keadilan sosial
a. Reduksi prasangka
a. Reduksi prasangka
Yaitu
aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasai
pandangan negative dan sereotip terhadap orang lain.
b. Paedagogi ekuitas
b. Paedagogi ekuitas
Yaitu
modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran
yang tepat dan baik untuk laki-laki atau perempuan dalam semua etnis.
Demikian mengenai pendidikan
multikultural. Semoga bermanfaat. Thankyou for reading..